Kamis, 05 Mei 2016

INJAK HAWA NAFSU DAN JADIKANLAH DAKWAH SEBAGAI MAKSUD HIDUP

Assalamu'alaikum.wr.wb.

Seringkali kita mempunyai maksud baik, namun berakhir dengan nafsu yg menguasai diri kita.

Saat ingin membantu seseorang, kemudian timbul rasa ingin dipuji setelahnya.

Saat turut bersyukur atas hajat baik seseorang, timbul rasa iri bahkan dengki didalam diri kita.

Saat terpilih menjadi seorang pemimpin, malah bertindak layaknya seorang penguasa dan tidak menegakkan keadilan.

Saat kita kiat berinfaq dan sodaqoh (dengan angka besar), selalu ada rasa bangga atas diri kita.

Andai kita pahami bahwa betapa mudahnya masuk surga, kita hanya butuh 2 langkah, pertama injak hawa nafsu, dan langkah kedua masuk surganya Allah swt.

Dan sungguh mulianya kehidupan Rasulullah saw dan para sahabatnya, hidup tidak dikuasai dengan nafsu. Tidak tertipu dengan fananya dunia.
Seorang utusan yang hanya ingin menyampaikan risalah, kalimat "LAAILAHAILALLAH MUHAMMADURRASULULLAH."

Agar tidak celaka dari kalangan umatnya, diakhirat kelak.

Makan tidak kenyang, tidur tidak dengan alas yang nyaman, rumah yang kecil namun bisa dikatakan "baiti jannati" (rumahku surgaku), pemilik harta yang sedikit namun keberkahannya seluas langit dan bumi, dakwah wat tabligh (mengajak dan menyampaikan) itu yang ada dalam kehidupan Rasulullah saw.
Kemuliaannya harum hingga akhir jaman.

Islam kini sudah terbentang luas, sangat luas. Tidak hanya mengajak orang non islam kepada islam, namun kita wajib juga mengajak dan mengingatkan kepada sesama umat islam. Bahwa kehidupan didunia hanya sebatas kelahiran hingga kematian.
Tidakkah dari kita yang ingin bertetangga disurga nanti?

Seorang Ayah berkata pada anaknya, "Anakku (yang terlahir sebagai) calon dokter, berangkatlah sekolah agar kamu menjadi anak yang pintar, dan patuh pada orangtua." Diawali dengan pujian, kemudian perintahnya dan manfaatnya.

Allah swt berfirman, "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (Qs.3:110)

Bukankah kita umatnya Rasulullah saw? Kita dipuji oleh Allah swt, kemudian diperintahkan untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran?
Pernahkah kita merasakan kasih sayang Allah swt dalam firman-Nya ini?
Iman dikatakan dibelakang, karena iman seseorang akan bertambah bila kita taat pada perintah Allah (mengajak/dakwah).
Masyaallah...

Dakwah memang butuh ilmu, namun dakwah tidak mununggu kita untuk pintar.
Kajian ilmu adalah tugas dari para alim ulama, sementara dakwah adalah tugas seluruh umat Rasulullah saw.

Kita butuh dakwah untuk menambah iman, kita butuh iman untuk menginjak hawa nafsu dan kita perlu menginjak hawa nafsu untuk bisa masuk ke surga-Nya Allah swt.

Semoga Allah swt kuatkan iman kita, perbaiki akhlak kita, menjaga aib kita, dan Allah swt lahirkan suasana surga dalam rumah kita dengan amal dan dakwah antar anggota keluarga kita.

Aamiin ya Allah.

Wassalamu'alaikum.wr.wb.

0 komentar:

Posting Komentar